Kuliah Tamu: Literasi Digital dalam Implementasi Kurikulum Sekolah Dasar Bersama Dr. Suprapti dari UIN Raden Mas Said Surakarta
Banjarmasin – Pada Senin, 12 September 2022, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “Literasi Digital dalam Implementasi Kurikulum Sekolah Dasar.” Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom dan secara luring di Auditorium Mastur Jahri. Dr. Suprapti, seorang pakar bahasa Indonesia dari UIN Raden Mas Said Surakarta, diundang sebagai pembicara utama. Mursalin, M.Pd bertugas sebagai moderator dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Noor Alfulaila, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, yang menyampaikan bahwa literasi digital merupakan elemen penting dalam pengembangan kurikulum sekolah dasar. “Di era digital ini, literasi digital tidak hanya menjadi keterampilan tambahan, tetapi juga bagian integral dari pembelajaran yang efektif,” ujarnya.
Dalam presentasinya, Dr. Suprapti menjelaskan pentingnya literasi digital dalam mendukung implementasi kurikulum sekolah dasar. Ia menekankan bahwa guru harus memiliki keterampilan literasi digital yang memadai untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. “Guru yang melek digital mampu menciptakan pembelajaran yang menarik, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa,” ungkapnya.
Beliau juga memaparkan berbagai strategi untuk meningkatkan literasi digital di kalangan guru dan siswa, seperti memanfaatkan platform pembelajaran online, menggunakan media interaktif, dan mengintegrasikan teknologi dalam evaluasi pembelajaran. “Teknologi bukan hanya alat, tetapi juga sarana untuk memperluas wawasan dan kreativitas siswa,” tambahnya.
Salah satu topik menarik yang dibahas adalah tantangan yang dihadapi dalam implementasi literasi digital, seperti keterbatasan akses teknologi di beberapa daerah dan kurangnya pelatihan bagi guru. Dr. Suprapti memberikan solusi praktis, seperti memanfaatkan teknologi sederhana yang tersedia dan berkolaborasi dengan komunitas untuk mengatasi kendala tersebut. “Peningkatan literasi digital membutuhkan upaya kolektif dari semua pihak,” tegasnya.
Sesi diskusi menjadi momen interaktif yang melibatkan mahasiswa dan dosen. Salah satu mahasiswa menanyakan bagaimana cara memilih platform digital yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr. Suprapti menyarankan untuk memilih platform yang user-friendly, fleksibel, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. “Platform yang baik adalah yang dapat mendukung kreativitas guru dan meningkatkan motivasi siswa,” katanya.
Selain itu, Dr. Suprapti juga menekankan pentingnya mengajarkan etika digital kepada siswa, seperti menghormati hak cipta, menjaga privasi, dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. “Literasi digital bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga mencakup aspek moral dan etika,” jelasnya.
Pada sesi simulasi, peserta diajak untuk merancang sebuah rencana pembelajaran berbasis literasi digital. Kegiatan ini memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran sekolah dasar. Dr. Suprapti memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap rencana yang disusun oleh peserta.
Di akhir sesi, Dr. Suprapti memberikan pesan motivasi kepada mahasiswa untuk terus meningkatkan literasi digital mereka. “Sebagai calon pendidik, kalian harus menjadi pionir dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas,” tuturnya.
Kegiatan ini ditutup oleh Dr. Noor Alfulaila, yang menyampaikan apresiasi kepada Dr. Suprapti atas ilmu dan wawasan yang telah dibagikan. Beliau juga mengapresiasi antusiasme para peserta dalam mengikuti kuliah tamu ini. “Semoga wawasan yang diperoleh hari ini dapat menjadi bekal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di era digital,” ungkapnya.
Kuliah tamu ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Salah satu mahasiswa, Fadillah, mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dan inspiratif. “Saya jadi lebih memahami pentingnya literasi digital dalam pembelajaran dan bagaimana cara mengintegrasikannya,” katanya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Program Studi PGMI UIN Antasari Banjarmasin kembali menunjukkan komitmennya untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dan wawasan yang relevan dengan kebutuhan pendidikan di era digital. Semoga semangat untuk terus belajar dan berinovasi tetap terjaga di hati para calon pendidik.