FGD Kebijakan dan Strategi Laboratorium Virtual: Optimalisasi Lab UIN Antasari Berbasis SPMI dan MBKM
Banjarmasin – UIN Antasari Banjarmasin menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Kebijakan dan Strategi Laboratorium Virtual Berbasis SPMI UIN Antasari dan MBKM Guna Optimalisasi Laboratorium UIN Antasari Banjarmasin”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 22 September 2022 di Aula Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Antasari Banjarmasin, dengan tujuan meningkatkan efektivitas laboratorium melalui pendekatan virtual berbasis Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas di UIN Antasari, khususnya mereka yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium dan pembelajaran berbasis laboratorium. Acara ini bertujuan untuk menyusun strategi optimalisasi laboratorium virtual yang dapat mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Acara dibuka oleh Bapak Prof. Dr. Ahmad Muradi, M.Ag, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan laboratorium di era digital. Beliau berharap kegiatan ini dapat memberikan panduan yang jelas dalam mengembangkan laboratorium virtual yang sesuai dengan standar mutu dan kebijakan MBKM.
Sebagai moderator, Noor Inayah, mahasiswi PGMI angkatan 2021, memandu jalannya diskusi dengan baik. Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama, Khairunnisa, M.Pd.I, dosen PGMI UIN Antasari, yang memaparkan kebijakan dan strategi laboratorium virtual berbasis SPMI.
Dalam sesi presentasinya, Khairunnisa, M.Pd.I menjelaskan konsep dasar laboratorium virtual dan bagaimana penerapannya dapat mendukung proses pembelajaran di UIN Antasari. Beliau juga membahas pentingnya integrasi laboratorium virtual dengan kebijakan SPMI untuk memastikan kualitas dan relevansi pembelajaran.
Khairunnisa juga menekankan bahwa laboratorium virtual tidak hanya mendukung pembelajaran jarak jauh tetapi juga memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam mengakses materi praktikum kapan saja dan di mana saja. Hal ini sejalan dengan kebijakan MBKM yang mendorong pembelajaran yang lebih fleksibel dan terintegrasi.
Diskusi berlanjut dengan pembahasan tentang tantangan dan peluang dalam implementasi laboratorium virtual. Beberapa peserta mengungkapkan kekhawatiran tentang kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia dalam mendukung implementasi tersebut.
Khairunnisa, M.Pd.I memberikan solusi dan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi dosen dan teknisi laboratorium. Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antar fakultas dan departemen dalam mendukung implementasi laboratorium virtual.
Selain itu, peserta juga diajak untuk berdiskusi mengenai peran laboratorium virtual dalam mendukung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Diskusi ini menghasilkan berbagai ide dan rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut.
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam pengelolaan laboratorium virtual. Beberapa peserta menyampaikan pengalaman mereka dalam mengadopsi teknologi virtual untuk pembelajaran praktikum dan hasil positif yang mereka peroleh.
Acara diakhiri dengan kesimpulan dan rencana tindak lanjut. Dr. Noor Alfulaila, M.Pd menyampaikan bahwa hasil dari diskusi ini akan menjadi dasar untuk pengembangan kebijakan dan strategi laboratorium virtual di UIN Antasari. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah berkontribusi dalam diskusi ini.
Selain mendapatkan wawasan baru, peserta juga menerima e-sertifikat sebagai tanda keikutsertaan dalam FGD ini. Materi diskusi dalam bentuk file juga dibagikan kepada seluruh peserta sebagai referensi untuk implementasi di lapangan.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pengelolaan laboratorium di UIN Antasari. Dengan pengembangan laboratorium virtual berbasis SPMI dan MBKM, diharapkan proses pembelajaran di UIN Antasari dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

Kolaborasi antara UIN Antasari dan berbagai pihak dalam penyelenggaraan FGD ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pengembangan laboratorium virtual yang inovatif. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi dunia pendidikan di Kalimantan Selatan.
Dengan adanya laboratorium virtual, diharapkan mahasiswa dapat mengakses pembelajaran praktikum dengan lebih mudah dan fleksibel. Semoga kebijakan dan strategi yang dirumuskan dalam FGD ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan