Kuliah Tamu Hybrid: Mengupas Islam dan Budaya Banjar Bersama Badruddin Mansur dari Malaysia
Banjarmasin – Pada Selasa, 13 Juni 2023, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin menyelenggarakan kuliah tamu “Islam dan Budaya Banjar.” Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, dengan sesi daring melalui Zoom Meeting dan sesi luring di Perpustakaan SDN Kebun Bunga 6. Kuliah tamu ini menghadirkan Badruddin Mansur, seorang pakar Teacher Education dari Malaysia dan perwakilan Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI), sebagai pembicara utama.

Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa PGMI angkatan 2021 dan 2022 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, dosen PGMI UIN Antasari, serta dosen dan mahasiswa dari Program Studi PGMI, PAI, dan HKI STAI Al Falah Banjarbaru. Acara ini dibuka secara resmi oleh Dr. Noor Alfulaila, dosen senior Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, yang menyampaikan apresiasi kepada Badruddin Mansur atas kesediaannya untuk berbagi ilmu dan wawasan lintas budaya. “Kegiatan ini merupakan momentum penting untuk mempererat hubungan akademik dan budaya antara Indonesia dan Malaysia,” ujar beliau.
Dalam sesinya, Badruddin Mansur memulai dengan membahas hubungan antara Islam dan budaya Banjar, serta bagaimana keduanya saling memengaruhi dalam kehidupan masyarakat. Ia menyoroti peran Islam dalam membentuk nilai-nilai budaya Banjar yang kental dengan kearifan lokal. “Islam dan budaya Banjar adalah dua elemen yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, membentuk identitas yang unik dan kuat,” jelasnya.
Selain itu, beliau juga mengupas isu hukum makanan halal dan haram, yang menjadi topik menarik bagi para peserta. Badruddin menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam menentukan kehalalan makanan berdasarkan syariat Islam dan memberikan contoh kasus yang sering terjadi di masyarakat. “Pemahaman yang mendalam tentang halal dan haram bukan hanya kewajiban, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual kita sebagai Muslim,” tambahnya.
Pada sesi diskusi, para peserta antusias mengajukan pertanyaan, baik terkait Islam dan budaya Banjar maupun isu makanan halal. Salah satu pertanyaan datang dari mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin yang menanyakan bagaimana cara mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pelestarian budaya lokal. Menanggapi hal ini, Badruddin Mansur menjelaskan pentingnya pendidikan berbasis budaya yang tetap berlandaskan pada ajaran Islam. “Pendidikan adalah kunci untuk memastikan nilai-nilai budaya lokal tetap relevan dan selaras dengan prinsip Islam,” katanya.

Kegiatan ini juga menghadirkan simulasi singkat, di mana peserta diminta untuk mengidentifikasi elemen-elemen budaya Banjar yang dapat dijadikan media pembelajaran dalam mata pelajaran Islam. Simulasi ini memberikan wawasan praktis kepada peserta tentang cara mengintegrasikan budaya lokal ke dalam proses pembelajaran.
Badruddin Mansur juga memberikan penekanan pada pentingnya kolaborasi lintas negara dalam pengembangan pendidikan Islam. Ia menyampaikan bahwa hubungan akademik antara Indonesia dan Malaysia dapat menjadi sarana untuk saling belajar dan berbagi pengalaman dalam membangun pendidikan yang berkualitas. “Kita memiliki banyak kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk bekerja sama dalam mengembangkan pendidikan Islam,” tuturnya.
Di akhir sesi, beliau memberikan pesan inspiratif kepada para peserta untuk terus belajar dan menjaga nilai-nilai budaya lokal sebagai bagian dari identitas mereka. “Jangan pernah lupakan akar budaya kita, tetapi pastikan selalu berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang universal,” pesannya.
Kegiatan ini ditutup oleh Dr. Noor Alfulaila, yang menyampaikan rasa terima kasih kepada Badruddin Mansur atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan. Beliau juga mengapresiasi antusiasme para peserta, baik mahasiswa maupun dosen, dalam mengikuti kuliah tamu ini. “Semoga wawasan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat memperkaya pengetahuan kita tentang Islam dan budaya Banjar,” ungkapnya.
Kuliah tamu ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari para peserta. Salah satu mahasiswa, Fauziah, mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dan memberikan pandangan baru tentang hubungan antara agama dan budaya. “Saya jadi lebih memahami bagaimana budaya Banjar dapat menjadi bagian dari pembelajaran yang islami,” katanya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Program Studi PGMI UIN Antasari Banjarmasin kembali menunjukkan komitmennya untuk memperkaya wawasan mahasiswa melalui kegiatan lintas budaya dan agama. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut untuk mendukung pengembangan pendidikan yang lebih baik di masa depan.