FGD Corak Moderasi Beragama Keluarga Mualaf Dayak Meratus di Paramasan
Paramasan – Dalam upaya memperkuat moderasi beragama di kalangan keluarga mualaf Dayak Meratus, UIN Antasari Banjarmasin mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Corak Moderasi Beragama Keluarga Mualaf Dayak Meratus Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar”. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 28 Januari 2023, di Aula Kecamatan Paramasan dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, tokoh agama, serta perwakilan keluarga mualaf.
Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Dr. Noor Alfulaila, M.Pd, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya moderasi beragama dalam menciptakan harmoni dan toleransi di tengah keberagaman. Beliau berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi peserta untuk terus memperkuat nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai moderator, Ibnu Nadif, mahasiswa PGMI angkatan 2022, memandu jalannya diskusi dengan lancar. Narasumber utama, Mahmudah, M.Pd.I, dosen PGMI UIN Antasari, menyampaikan materi tentang pentingnya moderasi beragama bagi keluarga mualaf Dayak Meratus.
Dalam presentasinya, Mahmudah, M.Pd.I, menjelaskan bahwa moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah keberagaman. Beliau menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama, serta sikap toleransi terhadap perbedaan.
Mahmudah juga mengupas tentang corak moderasi beragama yang diterapkan oleh keluarga mualaf Dayak Meratus. Beliau menyoroti bagaimana nilai-nilai kearifan lokal dapat bersinergi dengan ajaran agama untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis.
Diskusi berlanjut dengan pembahasan tentang tantangan yang dihadapi oleh keluarga mualaf dalam menerapkan moderasi beragama. Beberapa peserta mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi, seperti perbedaan budaya dan nilai-nilai tradisional yang masih kuat.
Mahmudah memberikan solusi dan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk pentingnya pendidikan agama yang inklusif dan dialog antar budaya. Beliau juga menekankan peran tokoh agama dan komunitas dalam mendukung keluarga mualaf.
Peserta juga diajak untuk berdiskusi tentang bagaimana moderasi beragama dapat memperkuat identitas keagamaan dan sosial keluarga mualaf. Diskusi ini menghasilkan berbagai ide dan rekomendasi untuk pengembangan program moderasi beragama di komunitas Dayak Meratus.
Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam mendukung keluarga mualaf. Beberapa peserta menyampaikan pengalaman mereka dalam mendampingi keluarga mualaf dan hasil positif yang mereka peroleh.
Selain itu, peserta juga diajak untuk merancang proyek kecil yang mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama dengan kehidupan sehari-hari. Proyek ini diharapkan dapat menjadi model pembelajaran yang inovatif dan kontekstual untuk diterapkan di komunitas Dayak Meratus.
Acara diakhiri dengan kesimpulan dan rencana tindak lanjut. Dr. Noor Alfulaila, M.Pd menyampaikan bahwa hasil dari diskusi ini akan menjadi dasar untuk pengembangan program moderasi beragama di Kecamatan Paramasan. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang telah berkontribusi dalam diskusi ini.
Sebagai tanda keikutsertaan, peserta menerima e-sertifikat dan materi diskusi dalam bentuk file yang dapat digunakan sebagai referensi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat moderasi beragama di kalangan keluarga mualaf.
Dengan adanya program moderasi beragama, diharapkan keluarga mualaf dapat lebih memahami dan menjalankan ajaran agama dengan baik, serta mampu menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah keberagaman. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi komunitas Dayak Meratus.
Kolaborasi antara UIN Antasari dan berbagai pihak dalam penyelenggaraan FGD ini menjadi langkah nyata dalam mendukung penguatan moderasi beragama. Semoga hasil dari kegiatan ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan dan masyarakat.
Dengan integrasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan keluarga mualaf dapat lebih mudah memahami dan mengamalkan ajaran agama, serta terinspirasi untuk mengeksplorasi nilai-nilai kearifan lokal yang mendukung harmoni dan toleransi.